Minggu, 05 September 2010
catatan ke 4..tugas MAK...review
NIM :L2D009032
Blog : vega.kiranaplano@gmail.com
REVIEW PERKEMBANGAN ARSITEKTUR KOTA KEDIRI
Dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strataekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corakkehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya (Bintarto).
Kota Kediri merupakan sebuah kota yang berada di Jawa Timur, berjarak ±128km dari Surabaya. Kota Kediri dengan luas wilayah 63,40 Km2 terbelah sungai Brantas yang membujur dari Selatan ke Utara sepanjang 7 Km. Terdapat 2 gunung di Kediri yakni Gunung Klotok dan Gunung Maskumambang.
Kota Kediri berawal dari sebuah Kerajaan Kadiri, namun kemudian dipilah menjadi dua kerajaan yaitu Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Panjalu. Pada masa kejayaannya di Kediri terdapat raja yang sangat terkenal, yaitu Jayabaya dengan karyanya berupa ramalan Jangka Jayabaya. Namun perlahan Kerajaan Kediri ini menjadi hancur oleh serangan kerajaan Singosari. Terlihat bahwa sejak jaman kerajaan dahulu. Sebagai suatu kerajaan, Kediri bermula dari kegiatan perdagangan yang ada di sekitar sungai Brantas, disinilah perekonomian dan peradaban masyarakat Kediri muncul. Pada masanya Kerajaan Kediri memiliki peran sebagai kerajaan maritime yang besar di Jawa Timur dan menguasai daerah perairan di Jawa Timur.
Tidak seperti pada masa kerajaan dulu, sebagai suatu kota modern, Kediri memiliki tujuan sebagai trading city atau kota perdagangan. Di daerah tersebut didirikan kawasan-kawasan perniagaan agar dapat mendatangkan investasi bagi kota Kediri, seperti pasar swalayan (Sri Ratu,Golden Swalayan, dan Dhoho Plasa,Alun-Alun)dan Kediri Mall yang sedang dibangun, transportasi dan biro wisata. Selain itu terdapat pula SLG(Simpang Lima Gumul) yang menjadi pusat perdagangan di Kediri. Di kawasan SLG ini terdapat monumen SLG yang menjadi ciri khas kota Kediri dengan bentuknya yang menyerupai Monumen L’Arch de Triomphe di Prancis. Monumen itu sendiri merupakan sebuah gedung pertemuan, minimarket, ruang diorama, dan mall (rencana). Selain berdirinya pusat perdagangan, Kediri juga memiliki industri besar berupa pabrik rokok Gudang Garam yang menopang perekonomian daerah itu.
Dilihat dari sejarahnya, perkembangan kota Kediri lebih condong menjadi kota perdagangan dan industri. Tidak seperti jaman kerajaan dulu, dimana yang menjadi sasaran atau tujuan suatu daerah adalah kekuasaan yang besar. Maka kota modern jaman sekarang ini memiliki tujuan sebagai kota yang perekonomiannya mapan sehingga kota-kota modern sekarang ini cenderung terlihat materialis.
Pembangunan beberapa pusat perbelanjaan di Kediri dan landmark berupa SLG tidak selalu memberi dampak positif bagi daerah tersebut. Pembangunan kawasan monumen SLG misalnya, justru dapat mengundang protes warga. Arsitektur bangunan monumen SLG yang menyerupai L’Arch de Triomphe di Prancis justru dapat menghilangkan ciri khas arsitektur bangunan asli Kediri. Kediri yang pada awalnya merupakan daerah kerajaan hindu seharusnya mempunyai bentuk arsitektur bangunan yang berbeda sama sekali dengan cirri arsitektur bangunan di Eropa. Sehingga landmark kota yang bergaya Eropa ini tidak terlalu cocok untuk sebuah daerah yang tidak memiliki berhubungan dengan Eropa. Alangkah baiknya jika gaya arsitektur kota Kediri ini lebih menyerupai candi atau bangunan-bangunan tradisional asli Kediri sehingga lebih memperlihatkan kekhasan kota itu sendiri dan tidak kehilangan jatidirinya.
catatan ke 3, tugas makul MAK....kota Kediri (artikel)
Simpang Lima Gumul
Monumen Simpang lima gumul adalah salah satu ikon baru dari kediri. Terletak di persimpangan arah selatan ke Wates/pesantren, Timur Ke Gurah – Utara ke pagu – arah timur laut ke Pare – dan arah ke Barat ke Kota Kediri. Tujuan awal dibangun Simpang Lima Gumul (SLG) adalah sebagai sentra ekonomi baru di Kabupaten Kediri. Sehingga diharapkan roda perekonomian Kediri makin maju.
Sebagai ikon di bangun monumen mirip L’Arch de Triomphe Paris. Orang kediri menyebutnya Kakbah Kediri
Karena kalau lewat simpang lima gumul harus muteri monumen tersebut dan berbentuk kotak mirip kakbah. Sangat sering orang yang lewat muter terus karena kebablasan jalur belokannya.
Pembangunan monumen ini diawali sejak tahun 2003. Penggagasnya adalah Bupati Kediri saat ini, Sutrisno. Monumen ini tepatnya berada di Desa Tugu Rejo, Kecamatan Ngasem. Ada yang bilang monumen ini terinspirasi dari “Jongko Jojoboyo” Raja Kediri abad XII yang ingin menyatukan lima wilayah di Kediri.
Monumen Simpang Lima Gumul malam hari (es)
Secara fisik monumen SLG ini seluas 804 meter persegi dengan tinggi bangunannya mencapai 25 meter dan ditumpu tiga tangga setinggi 3 meter dari lantai dasar. Angka-angka tersebut menggambarkan tanggal, bulan, tahun, hari jadi Kabupaten Kediri, yakni 25 Maret 804 Masehi. Di ke empat sisi monumen ada arca ganesha, lambang kabupaten kediri.
Apa isi Monumen SLG? Isinya adalah ruang-ruang untuk pertemuan di di gedung utama dan hall auditorium di lantai atas yang beratapkan mirip kubah (dome), ruang serba guna di “basemen”, diorama di lantai atas, minimarket yang jual souvenir di lantai bawah. Monumen ini juga memiliki tiga akses jalan bawah tanah menuju monumen yang terhubung ke basemen dari tempat parkir.
Fasilitas lain di SLG ini adalah Convention Hall atau gedung pertemuan ( dalam tahap pembangunan) ada di selatan monumen, Mall(rencana). Di utara SLG ada jalan 2 arah yang cukup luas dan panjang, sehingga sering di buat balapan liar.
Kalau hari libur monumen ini di buka untuk umum dan bisa naik ke atas.
Kalau mau mengadakan pentas, event di kediri, SLG juga lokasi yg tepat. Jambore nasional VW adalah salah satu event besar terbaru di SLG. Sering juga lomba-lomba di gelar d SLG misal: lomba mewarnai, drag race, dsbnya
Biasanya Pemda Kediri mengadakan pekan seni dan Budaya, pameran produk unggulan Kabupaten Kediri.
Walaupun pembangunan SLG ini mengundang pro dan kontra dari masyarakat Kediri, karena dana yang begitu besar RATUSAN MILYAR.. menggunakan APBD dan ada indikasi korupsi.
Ada yang membandingkan dengan Monumen L’Arch de Triomphe
Monumen Simpang Lima Gumul
lokasi: Desa Tugu Rejo, Kecamatan Ngasem, Kab. Kediri
Tiket: Rp. 2000 (masuk monumen)
Saturday, May 22, 2010 by Coliq
Kamis, 24 Juni 2010
catatan ke 2...syuting tekkom(lagi)
shooting buat film tekkom kelompok kita kali ini mengulang lagi dari awal(wow)
kenapa? karena eh karena gambar yg dulu tu ngeblur...ga bagus buat mata kalo d'tonton
tadinya g ga tw kapan jadwal shooting qta, jadiny g pergi dulu k pemalang buat jenguk sodara
eh, ternyata pas baru nyampe mak jeglek d pemalang ada sms dari ketua qt buat shooting jam 07.00 besoknya
astaga naga, padahal baru aja nyampe uda d buru2 pulang. alhasil g nyusuk k t4 shooting agak siang(maapkan saya teman). disana anak-anak dah pada nungguin kedatanganqu(beuh berasa artis), syhooting berjalan lancar meskipun akhirnya capek tp puaslah ma kerja keras temen2, meskipun akhirny jadi tumbang gini
tuh liat nie foto2 pas qt shooting, keren2 kaaaannnn
Jumat, 04 Juni 2010
catatan 1
seperti teman saya bunga irada amalia
bingung mau nulis apa
uda ah....sekali lagi, bunga memang cupu!!!! yeah!!!!